BPJT Yakin Integrasi Tol JORR Tekan Biaya Logistik Signifikan
- On 05/07/2018
TEMPO.CO, Jakarta – Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) menyatakan penerapan integrasi tarif Tol Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) bertujuan untuk menekan biaya logistik. Saat ini, ongkos untuk angkutan dan transportasi menyumbang 72 persen dari biaya logistik secara keseluruhan.
“Integrasi ini bertujuan untuk efisiensi logistik, tarif baru Tol JORR pasti berpengaruh ke logistic cost (biaya logistik),” kata Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna dalam diskusi di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Senin, 2 Juli 2018.
Menurut Herry, integrasi tarif tol sebenarnya tidak hanya diterapkan pada Tol JORR, namun juga di beberapa ruas tol lain seperti Seperti di Tol Semarang-Krapyak, dan Tol Tembalang-Banyumanik. Dengan skema ini, pemerintah menargetkan kinerja logistik Indonesia bisa meningkat.
Sebelumnya Bank Dunia dalam Laporan Indeks Kinerja Logistik 2016, menyatakan kinerja logistik Indonesia berada di peringkat 63 dari 160 negara. Di Asia Tenggara, Indonesia juga hanya berada di peringkat keempat, kalah dari Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Untuk menggenjot kinerja logistik, pemerintah membangun ribuan jalan tol berserta penerapan tarif tunggal ini. Di Tol JORR, pemerintah menerapkan tarif Rp 15.000 untuk golongan 1, Rp 22.500 untuk golongan 2 dan 3, serta Rp 30.000 untuk golongan 4 dan 5. Pemerintah berkeyakinan kelompok yang diuntungkan adalah kelompok angkutan barang yaitu golongan 4 dan 5.
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo memastikan integrasi Tol JORR ini diperlukan agar biaya angkutan barang turun. Apalagi, kata dia, saat ini pola logistik di Indonesia mayoritas terpusat di darat. “Di Jawa saja, 95 persen logistik di darat,” kata Wahyu.
Meski pemerintah sangat optimistis, toh tidak demikian dengan kalangan usaha. Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Masita berujar kebijakan integrasi Tol JORR belum akan berdampak mengurangi biaya logistik. Sebab, kontribusi tarif tol ternyata sangat kecil persentasenya terhadap komponen biaya transportasi. “Kurang dari satu persen kalau hanya tarif tol, kecuali tol Tanjung Priok yang sangat mahal,” ujar Zaldy kepada Tempo, Ahad, 24 Juni 2018.
sumber : https://bisnis.tempo.co/