Mau Mudik? Tenang, Infrastruktur Tahun Ini Lebih Baik Kok
- On 28/05/2018
Kualitas jalan menjadi salah satu perhatian pemangku kepentingan menjelang mudik Lebaran. Selain jalan tol, maka jalan nasional, jalan provinsi dan kabupaten juga berupaya diperbaiki agar memperlancar arus mudik.
Setiap pemerintah daerah berusaha menggelontorkan dana perbaikan jalan agar pemudik yang melintas mendapat kesan positif. Pemerintah pusat juga terus memantau setiap perkembangan perbaikan jalan nasional dan pembangunan jalan tol.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono juga berulang kali meninjau kesiapan jalur mudik di jalan nasional maupun jalan tol, agar memastikan capaian sudah sesuai rencana.
Ia menegaskan jalan tol yang pada mudik tahun 2018 ini sudah terhubung dari Merak sampai Surabaya, dengan beberapa ruas tol dalam status fungsional yaitu Pemalang-Semarang dan Solo-Kertosono.
Ia menjamin, jalan fungsional sudah menggunakan lean concrete atau rabat beton lantai kerja, yang lebih baik dibanding tahun lalu.
“Dijamin jalan tol fungsional tidak berdebu,” katanya. Lean concrete merupakan lapisan beton bermutu rendah dengan ketebalan sekitar 10 cm.
Pantauan di lapangan, kondisi jalan tol fungsional sudah mendekati rampung karena hanya beberapa kilometer lagi yang masih dalam bentuk tanah dan belum dilapis lean concrete di ruas Pemalang-Batang. Diperkirakan H-10 lebaran semua ruas fungsional telah selesai dibeton .
Waspadai pindah jalur Masih adanya lahan yang belum dibebaskan membuat jalan tol fungsional Pemalang-Semarang akan mempunyai empat titik pindah jalur dari jalur A ke B atau sebaliknya. Ini harus diantisipasi dengan menempatkan petugas mengawasi pindah jalur.
Empat titik pindah jalur itu antara lain di Km426, di Simpang Susun (SS) Kendal, di Km447 .
Proses pelapisan dari jalan rigit ke jalan lean concrete dan proses penimbunan jalan masih terus dipercepat atau dikebut termasuk di jalur pintasan untuk menghindari pembangunan Jembatan Kali Kuto yang belum bisa digunakan pada arus mudik tahun ini.
Penyelesaian jalan di tol fungsional ini mirip kisah Bandung Bondowoso yang berupaya membangun 1.000 candi dalam satu malam. Bedanya yang dibangun kali ini adalah jalan beton yang perlu proses penimbunan tanah lebih dulu.
Kontraktor melakukan percepatan penimbunan tanah dari semula 5.000 kubik per hari, menjadi 25.000 kubik per hari. Ruas yang sudah selesai ditimbun dilanjutkan dengan penghamparan batu agregat setelah dilapis beton.
Pekerjaan penimbunan tanah terkadang terkendala jika hujan turun karena sebagian jalan masuk truk tanah masih menggunakan jalan darurat di sisi jalur tol.
Tempat istirahat Selain itu, keberadaan tempat istirahat di tol fungsional juga terus dikebut dan dilengkapi toilet baik permanen maupun portable.
Jalan tol fungsional Batang-Semarang dilengkapi empat tempat istirahat di Km389, Km 407, Km418 dan Km420 serta tiga kantong parkir di Km381, Km401, dan Km442. Tempat istirahat itu belum dilengkapi SPBU, namun Pertamina berjanji akan menyiapkan BBM eceran dalam kemasan sehingga pemudik tak perlu khawatir kekurangan BBM.
Kementerian PUPR juga menyiapkan mobil toilet di sepanjang tol operasional. Pada arus mudik (8-14 Juni 2018) disediakan 26 unit mobil toilet yaitu di Tangerang-Merak (KM 43A: 1 unit, KM 68A: 2 unit) di tol Jakarta-Cikampek (Parking Bay 41A: 2 unit dan 15A: 2 unit), di Cikampek-Palimanan (KM 166A: 6 unit), di Palimanan-Kanci (KM 207A: 4 unit) di Kanci-Pejagan (KM 228A: 4 unit), Purbaleunyi (KM 147A: 5 unit).
Sebagai langkah antisipasi munculnya kasus kurang saldo pada kartu tol, Jasa Marga (Persero) Tbk telah menambah 43 lokasi “top up” uang elektronik yang tersebar di gerbang-gerbang tol yang dikelola oleh Jasa Marga maupun anak usahanya. Sebelumnya, Jasa Marga telah memiliki 13 lokasi ‘top up” di seluruh Indonesia.
Jalan nontol Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pemudik sebaiknya jangan terlalu mengandalkan tol, tetapi bisa juga melewati jalan nasional nontol yang kondisinya baik. Pantura Jawa mulai Bekasi sampai Jepara mempunyai jalan yang cukup mulus.
Titik kerusakan parah sepanjang jalur itu hanya berada di Kota Pekalongan dan Kabupaten Batang. Ruas sepanjang sembilan kilometer di Kota Batik itu sedang terus dikebut perbaikannya.
Truk-truk bermuatan berat dan berjalan merayap di jalur itu membuat tekanan pada jalan menjadi berlebihan, sehingga sangat wajar jika aspal menjadi bergelombang walaupun baru beberapa bulan dilapisi aspal baru.
Kabid Preservasi dan Peralatan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII, Birviq Ady Sanjaya mengakui bahwa jalan nasional ruas Pekalongan kondisinya 35 persen rusak berat, sementara di ruas Batang 10 persen rusak berat.
“Kami terus melakukan pengaspalan ulang di titik yang mengalami rusak berat itu sebelum arus mudik,” katanya.
Namun ia menjelaskan, secara keseluruhan jalan nasional di Jateng sepanjang sekitar 1.400 kilometer kondisi kemantapannya mencapai 98 persen. Sementara jalan nasional di Yogyakarta, kemantapannya lebih baik yaitu 99,7 persen.
Kondisi jalan nasional dan provinsi di Jawa Barat juga lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Jalur Pantura Jabar kondisinya 95 persen mulus dan sebagian masih dilakukan pengecatan ulang marka jalan.
Demikian juga kondisi jalur alternatif Sadang-Cikamurang-Cijelag sepanjang 108 kilometer secara keseluruhan kondisi jalur alternatif sudah mulus, ada beberapa titik jalan rusak namun tidak signifikan. Beberapa tim perbaikan jalan juga terus bekerja agar jalur alternatif bisa lebih baik seperti pengecatan marka jalan, dan penambalan lubang.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menegaskan bahwa semua jalur mudik di Jawa Barat termasuk jalur alternatif, sudah siap digunakan pada arus mudik lebaran 2018.
sumber : wartaekonomi.co.id