Menjelajah Jalur Tol Fungsional Mudik 2018 Jakarta-Surabaya
- On 30/05/2018
Apakah perjalanan mudik kali ini akan seperti musim-musim mudik sebelumnya?
Pertanyaan yang bisa jadi muncul di benak para pemudik, antara lain yang akan melintas di Tol Trans Jawa. Pemerintah memang telah menyiapkan peta jalur mudik tahun ini. Penambahan ruas-ruas jalan tol Jakarta-Surabaya bagian dari Tol Trans Jawa dan perbaikan di ruas-ruas jalan nasional termasuk Pantai Utara (Pantura), Lintas Tengah dan Pantai Selatan Jawa dengan total panjang 1405 km tengah disiapkan.
Pada musim mudik 2018, pemudik memiliki alternatif rute dan tidak hanya mengandalkan ruas-ruas tol. Bagi pemudik yang ingin mencoba ruas tol Jakarta-Surabaya sepanjang 759 km tahun ini sudah bisa dilalui. Jalur operasional sepanjang 524 km, sisanya 235 km masih jalur fungsional atau 30 persen dari total Tol Trans Jawa yang artinya bisa dilalui tapi belum sempurna dan tak dipungut biaya.
Jalur tol fungsional Jakarta-Surabaya ini sebagian besar sudah tersambung meski ada beberapa titik kritis yang pembangunannya masih dikebut. Khusus untuk jalur tol fungsional ada lima ruas tol yang bisa dilalui yakni Pemalang-Batang (39 km), Batang-Semarang (74 km), Semarang-Solo (32 km), Sragen-Ngawi (55 km), serta Wilangan-Kertosono (37 km).
Pemudik dari arah Jakarta dengan tujuan Surabaya akan melalui tol Jakarta-Cikampek dan jalur operasional hingga tol Pejagan-Pemalang. Selanjutnya bagi pemudik yang ingin meneruskan ke Semarang dapat melewati tol Brebes Timur-Pemalang.
Kementerian PUPR memastikan Jalan Tol seksi 3 dan 4 Pejagan-Pemalang sepanjang 37,3 kilometer (km) dari Brebes Timur hingga Pemalang akan beroperasi paling lambat H-10 lebaran. Ruas tol tersebut sempat menjalani uji laik fungsi dan operasi oleh Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan dan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri. Artinya pada ruas ini pemudik akan melintasi jalan yang sudah permanen.
Selanjutnya menyusuri ruas tol fungsional Pemalang-Batang sepanjang 39,20 km. Dari total Pemalang-Batang sepanjang 39,20 km, sepanjang 17,5 km di Seksi 1 Pemalang-Pekalongan kondisi tanah yang lunak dan tebal (soft soil) dengan kandungan air tanah yang tinggi. Dari 17,5 km nantinya sepanjang 13 km menggunakan aspal sementara sisanya adalah lean concrete.
“Penggunaan aspal dipilih dibandingkan beton karena tanahnya soft soil. Pada H-10 tol Pemalang-Batang siap dilalui,” kata Menteri Basuki saat meninjau progres ruas tol tersebut Sabtu (26/5)
Setelah tol fungsional Pemalang-Batang, ada ruas fungsional lainnya yaitu Tol Batang-Semarang. Ruas ini ditargetkan bisa melayani arus mudik 2018 pada H-10, dari total panjang 75 km, sejauh 57 km diantaranya dengan kondisi perkerasan beton (rigid pavement), sisanya 17 km merupakan lapisan beton setebal 10 cm (lean concrete).
Sampai di Semarang, pemudik akan melintasi Tol Semarang-Solo sepanjang 72,94 km yang sebagian besar sudah operasional. Namun, di ruas Tol Semarang-Solo masih menyisakan tol fungsional – Seksi 4 (Salatiga – Boyolali) dan Seksi 5 (Boyolali – Colomadu) sepanjang 32,54 km.
Setelah Solo, ada ruas Tol Solo-Ngawi sepanjang 90,25 km, sebagian sudah siap difungsikan secara operasional di segmen Colomadu-Sragen sepanjang 35,20 km. Namun karena masih menunggu uji laik fungsi dan penetapan tarif maka saat H-10 Lebaran masih dijadikan jalur fungsional. Jalur itu tersambung hingga Sragen-Ngawi sepanjang 55,05 km yang juga dalam kondisi fungsional .
Saat Tirto berkesempatan menjajal jalur fungsional ini, ada beberapa gerbang tol yang masih belum bisa dilalui untuk pintu keluar tol. Gerbang tol (GT) yang akan dibuka hanya beberapa yakni GT Colomadu (dulu bernama Kartasura), GT Ngemplak (Kota Solo), GT Sragen dan GT Ngawi. Bagi pemudik yang ingin melanjutkan ke Surabaya, disediakan gerbang tol sementara di jalur bawah untuk tapping e-toll menuju arah Madiun, Caruban dan Surabaya.
Ruas tol Solo-Ngawi ini akan dibuka dua jalur dengan waktu operasi diupayakan bisa 24 jam pada arus mudik mulai 8-17 Juni 2018 dan arus balik mulai 18-24 Juni 2018.
“Nanti kita lihat kalau misalnya sampai dengan jam 9 malam sudah tidak ada kendaraan, ya ditutup,” kata Manajer Operasional PT Jasamarga Solo Ngawi (PT JSN) Imam Zarkasih.
Selanjutnya dari Ngawi-Kertosono (Wilangan) sudah masuk jalur tol operasional. Setelahnya ada jalur tol dari Wilangan-Kertosono targetnya dapat digunakan sebagai jalur mudik fungsional. Di ruas ini, pada 21 Mei lalu sempat terjadi insiden tergulingnya launcher girder (balok beton) saat melakukan perakitan.
Launcher girder tersebut sedianya digunakan untuk pemasangan balok beton pada pembangunan salah satu jembatan di ruas tol Wilangan-Kertosono. Hingga pertengahan Mei 2018, progres konstruksi tol yang ditargetkan beroperasi Desember 2018 ini masih 52,44 persen, dari informasi rilis Kementerian PUPR yang diterima Tirto.
Menurut Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto tengah berupaya menggunakan metode lain dan optimis tetap dapat digunakan untuk arus mudik 2018. “Kita berupaya mencari metode pemasangan lainnya seperti menggunakan crane agar dapat digunakan sejak H-10. Apabila belum bisa digunakan, kita telah menyiapkan Jembatan Bailey sebagai alternatif,” jelas Arie.
Fasilitas Penunjang Jalur Fungsional Mudik
Di sepanjang jalur tol, pemudik juga bisa menggunakan fasilitas seperti rest area di beberapa titik. Dari tol fungsional Pemalang-Batang akan ada dua rest area fungsional Tipe A dengan posko kesehatan yakni di Km. 321 dan Km.344.
Sedangkan di ruas tol Batang-Semarang, pemudik dapat berhenti untuk melepas lelah di tiga rest area yang sudah disediakan. Di rest area Tipe A untuk arus mudik di Km.378 dan Km.391. Sedangkan rest area untuk arus balik di Km.389 dan Km.360 serta 2 fasilitas parking bay.
Ruas tol Semarang- Solo (Colomadu) tersedia beberapa rest area yakni 3 rest area operasional dan 4 rest area fungsional.
Sementara itu, beberapa rest area yang tersedia di jalur fungsional Solo (Colomadu)-Ngawi terdapat sejumlah 6 titik. Ada beberapa jenis rest area di antaranya tipe A dan B serta rest area darurat.
Rest area Tipe A ada di beberapa titik seperti Km.519 Masaran dilengkapi dengan pos kesehatan dan Km.575 Ngawi (kanan dan kiri jalan), sedang tipe B di Km.538 Padaplang berupa musola, toilet, rest room, kios BBM, warung. Sedangkan rest area darurat di antaranya di Km.467 Koripan dengan pos kesehatan dan Km.482 di Mudal.
Persiapan menghadapi arus mudik dan balik Lebaran 2018 juga dilakukan pada dua rest area di ruas jalan tol Solo-Ngawi, Kamis (24/5/2018). Penyambungan listrik dilakukan pada rest area di kilometer 575 A dan 575 B di jalan tol yang dikelola oleh PT Jasamarga Solo-Ngawi tersebut.
Sementara itu, jalur fungsional Ngawi-Kertosono juga terdapat 4 rest area fungsional yakni tipe B di Km.597 (kanan dan kiri jalan) dan tipe A (kanan dan kiri jalan) Km.626.
Di jalur operasional tol Surabaya-Mojokerto juga telah diresmikan satu rest area atau Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) baru, yang dibangun di atas lahan seluas 4 hektar. Rest area itu dilengkapi fasilitas tempat ibadah, Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU), retail area, toilet dan area parker yang siap menampung 120 kendaraan, baik kecil maupun besar.
Direktur Utama PT Jasamarga Surabaya-Mojokerto, Budi Pramono, mengatakan rest area itu menjadi salah satu tempat peristirahatan di ujung paling timur jalur tol Trans Jawa yang sudah terbangun.
sumber : tirto.id