Meninjau Pembangunan Workshop PT Inka di Banyuwangi
- On 25/07/2019
Pada tahun 2019, PT Inka menargetkan bisa meraih nilai kontrak hingga Rp. 7,2 Triliun dengan penjuan mencapai Rp. 3 sampai 4 Triliun. Target tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mematok kontrak hingga Rp. 4,9 Triliun dengan realisasi penjualan mencapai Rp. 3,2 Triliun. Hal ini tidak lepas dari nilai permintaan terhadap sarana perkeretaapian yang terus meningkat. Untuk mendukung langkah tersebut, PT Inka membangun workshop/ pabrik kereta api baru di Desa Ketapang, Kalipuro, Banyuwangi. Pembangunan pabrik tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dalam rangka mendukung program pengembangan industri perkeretaapian nasional.
Untuk memantau progres pembangunan proyek tersebut, pada 19 Juli 2019, segenap jajaran Deputi VI Kemenko Ekonom melakukan site visit ke lokasi pembangunan pabrik. Dalam kegiatan tersebut, Wahyu Utomo, Ketua Tim Pelaksana KPPIP/ Deputi VI Kemenko Perekonomian dan segenap Asisten Deputi Deputi VI, Kemenko Ekonom berdialog langsung dengan manajemen dan pelaksana pembangunan proyek dari PT INKA. Berdasarkan laporan PT INKA, sejak groundbreaking akhir Maret 2019 lalu, progres pembangunan workshop telah mencapai 20,52%, meliputi proses engineering, procurement, dan konstruksi.
Wahyu Utomo berharap berdirinya workshop ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan perindustrian di Kabupaten Banyuwangi, yang berkontribusi pada peningkatan perekonomian nasional, serta dapat membantu perekonomian masyarakat di Banyuwangi. Kedekatan lokasi workshop dengan pelabuhan barang Tanjung Wangi yang dikelola PT Pelindo III juga akan sangat mendukung perusahaan dalam proses pengiriman produk jadi melalui laut, baik untuk ekspor maupun untuk kebutuhan dalam negeri di luar pulau Jawa.
Seperti diketahui, proyek pembangunan Workshop PT INKA berada di lahan seluas 83,49 Ha dengan area platform seluas 41 Ha. Anggaran pembangunan pabrik tersebut sepenuhnya berasal dari dana perusahaan PT INKA. Total investasi dari pembangunan proyek ini tercatat mencapai Rp1,6 triliun. Proses pembangunan tahap satu direncanakan mulai pada akhir 2018 dan dapat mulai beroperasi pada awal 2020. Pabrik yang digaungkan sebagai terbesar di Asia Tenggara ini bakal dilengkapi fasilitas test track sepanjang 4 kilometer. Fasilitas tersebut digunakan untuk menguji gerbong atau lokomotif yang selesai dibuat.