
Medio 2023 Bandara Siboru Fakfak Beroperasi
- On 31/08/2022
Fakfak, 30 Agustus 2022—Tim Join Survei Pembangunan Bandar Udara (Bandara) Siboru Kabupaten Fakfak menargetkan pada medio atau Semester I Tahun 2023, bandara ini sudah bisa beroperasi. Bandara yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini sudah cukup lama direncanakan oleh Pemerintah dan dinanti-nantikan kehadirannya oleh masyarakat Kabupaten Fakfak. Pasalnya, Bandara yang ada selama ini yaitu Bandara Torea, hanya memiliki landasan sepanjang lebih kurang 1.200 meter dan lebar 30 meter dan belum bisa didarati pesawat berbadan besar. Oleh karena itu, sejak tahun 2020, Pemerintah mulai membangun bandara baru yang berlokasi di Siboru, yang diharapkan dapat meningkatkan konektivitas transportasi udara di wilayah Papua Barat.
Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo mengungkapkan, untuk percepatan pembangunan Bandara Siboru diperlukan Tim Joint Survey.
“Berdasarkan pembahasan bersama Kementerian LHK, Kementerian ATR/BPN dan Bupati Kabupaten Fakfak diperlukan Joint Survey untuk percepatan pembangunan dan pengadaan lahan Bandara Siboru, Fakfak,” ujar Wahyu Utomo.
Bupati Fakfak Untung Tamsil mengatakan, pada tahap awal, Bandara Siboru akan dibangun dengan landas pacu sepanjang 1.600 meter dan lebar 30 meter sehingga bisa didarati pesawat tipe boeing.
“Masyarakat Kabupaten Fakfak sudah merindukan bandara yang bisa didarati pesawat tipe boeing,” ujar Bupati Fakfak Untung Tamsil di Kabupaten Fakfak (30/8).
Menurut Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Torea Agung Tri Laksana, Bandara Torea sebagai bandara eksisting di Fakfak sudah tidak dapat dikembangkan lagi. Ini karena lokasi bandara ini berada di atas bukit dengan di kedua sisi ujung runway jurang dan di samping runway bukit dan jurang serta keterbatasan lahan untuk peningkatan kapasitas pelayanan pengoperasian pesawat yang lebih maksimal. Dengan panjang runway 1200 x 30 meter, membatasi pergerakan pesawat yang hanya bisa digunakan landing oleh pesawat ATR 72 dan sejenisnya.
“Kapasitas Bandara Torea masih sangat terbatas dan sering terjadi pembatalan jadwal penerbangan akibat keterbatasan runway terutama pada saat cuaca ekstrem atau hujan,” tukas Agung Tri Laksana.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Tim Joint Survey Pembangunan Bandara Siboru yang terdiri dari Project Management Office (PMO) Sektor Jalan Tol, Transportasi dan Infrastruktur Sumber Daya Air (ISDA) KPPIP, Kepala Kanwil Pertanahan Provinsi Papua Barat, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Fakfak, Balai Pemanfaatan Kawasan Hutan Wilayah XVII Manokwari, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Fakfak mengatakan, pembangunan Bandara Siboru Fakfak direncanakan menggunakan lahan seluas 208 Ha dari 206 Ha yang sudah dalam proses pelaksanaan pengadaan tanah.
“Tim Survey telah melakukan pemeriksaan terhadap titik-titik koordinat dan tata batas lahan bandara dan melihat perkembangan pembangunan Bandara Siboru Fakfak. Antusiasme masyarakat Fakfak yang mengharapkan bandara ini segera beroperasi memacu kami untuk segera melakukan penyelesaian pengadaan lahan dan mendorong terselesaikannya pembangunan Bandar Udara Siboru ini,” ungkap PMO Sektor Jalan Tol, Transportasi dan ISDA KPPIP Djoko Wibowo.
Saat ini, progres pembangunan sisi udara Bandara Siboru Fakfak telah mencapai 83,86 % pada minggu ketiga Agustus. Sedangkan pembangunan sisi darat seperti pembangunan terminal telah mencapai 54,21 %. Kondisi cuaca yang ekstrem dan sering hujan pada siang hari menjadi tantangan utama dalam penyelesaian proyek ini. Selain itu, aksesibilitas jalan ke bandara serta mobilisasi material yang diambil melalui jalur laut yang berasal dari wilayah luar Kabupaten Fakfak juga menjadi tantangan tersendiri. Kendati demikian Tim Joint Survey optimis akhir tahun 2022 ini konstruksi dapat diselesaikan dan pada Semester I tahun 2023, bandara ini sudah bisa dioperasikan.