LABUAN BAJO – DESTINASI PARIWISATA SUPER PRIORITAS YANG MERUPAKAN SALAH SATU FOKUS DARI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DALAM DAFTAR PROYEK STRATEGIS NASIONAL
- On 10/05/2022
Destinasi Pariwisata Super Prioritas
Indonesia dikenal dengan segala keunikan budaya dan keindahan alamnya, dari data Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) dari World Economic Forum (WEF) disebutkan bawah peringkat Indonesia meningkat pesat dari tangking 70 pada tahun 2013, menjadi ranking 40 pada tahun 2019.peringkat tersebut masih kalah dengan Thailand yang menempati peringkat 34 dan Malaysia di peringkat 26, hal ini tentunya menjadi hal yang sangat disayangkan melihat potensi pariwisata Indonesia yang sangat indah.
Oleh karena hal tersebut, guna meningkatkan kunjungan wisatawan agar dapat bersaing dengan negara lain, Presiden Joko Widodo pada saat Rapat Terbatas Kabinet Tanggal 15 Juli 2019 di Jakarta mencanangkan pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas di lima wilayah yaitu Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (jawa Tengah), Mandalika – Lombok (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), dan Likupang (Sulawesi Utara). Penetapan ini adalah pengerucutan dari sebelumnya pada tahun 2017, Presiden Joko Widodo menetapkan pengembangan 10 Destinasi Wisata Prioritas atau yang disebut “10 Bali Baru”. Kesepuluh destinasi wisata tersebut yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika-Lombok (Nusa Tenggara Barat), Bromo- Tengger – Semeru (Jawa Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Tanjung Lesung (Banten) dan Morotai (Maluku Utara). Kemudian, dari 10 Destinasi Wisata Prioritas tersebut, pada 2019 dikerucutkan menjadi empat Destinasi Pariwisata Super Prioritas yakni Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika. Hingga akhirnya pada 15 Juli itu, Jokowi menambah Likupang, sehingga menjadi lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang tengah gencar dikembangkan dengan melibatkan beberapa instansi diantaranya Kementerian Pariwisata, PUPR, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Perhubungan, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Arahan Presiden
Presiden Jokowi memberikan enam arahan terkait pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas. Pertama, terkait tata ruang, ia meminta dilakukan pengaturan dan pengendalian tata ruang. Arahan kedua adalah terkait akses dan konektivitas menuju ke tujuan wisata, dermaga dan Pelabuhan-pelabuhan. Arahan ketiga adalah fasilitas di lokasi wisata, di mana perlu dilakukan penataan pedagang kaki lima, restoran-restoran kecil, dan toilet (standar bintang empat). Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi arahan Jokowi yang keempat. training/pelatihan perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM, termasuk juga dalam hal budaya kerja, budaya melayani, dan budaya kebersihan. Arahan yang kelima adalah Pemasaran produk lokal. Arahan Jokowi yang keenam yakni promosi secara besar-besaran dan terintegrasi terhadap Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas tersebut.
Tentang DPSP Labuan Bajo
Labuan Bajo merupakan sebuah ibukota Provinsi Nusa Tenggara TImur yang berada di kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Secara geografis, Labuan Bajo memiliki letak yang sangat strategis, karena berada di bagian barat pulau flores, sehingga dikenal sebagai kota pariwisata yang merupakan pintu gerbang barat memasuki pesona wisata Pulau Flores. Memiliki penduduk sebanyak 6.974 dengan mayoritas agama Katolik dan Protestan, dan beberapa suku lain. Pada tahun 2022, Labuan Bajo memiliki penduduk sebanyak 6.974 jiwa dengan mayoritas agama Katolik dan Protestan, dan terdiri dari berbagai suku.
Ditetapkan pada tahun 2019 sebagai Destinasi Super Prioritas, Labuan Bajo Flores adalah Destinasi wisata yang meliputi 11 kabupaten dan Kawasan Cagar Biosfer Komodo serta wilayah otorita seluas 400 hektar di labuan bajo sebagai suatu Kawasan pariwisata terpadu yang merupakan salah satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang masuk ke dalam Program Proyek Strategis Nasional yaitu Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.
Tujuan wisata utama di Labuan Bajo adalah wisata bahari, dan beberapa objek wisata utama yang dapat dikunjungi seperti Komodo, binatang purba yang hanya ada di Taman Nasional Komodo dan telah terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991 (Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, dan beberapa pulau lain disekitarnya). Komodo atau Varanus Komodoensis yang merupakan kadal raksasa di dunia ini pertama kali diliput dalam jurnal ilmiah pada tahun 1912 olej Pieter Antonie Ouwens, Direktur Museum Zoologi Bogor. Penemuan tersebut merupakan awal mula dikenalnya Labuan Bajo di mata dunia karena banyak turis dan ilmuwan yang datang untuk melihat langsung ora, sebutan Komodo oleh warga lokal.
Selain melihat hewan purba Komodo, wisatawan Labuan Bajo dapat menyusuri keindahan alam pulau-pulau yang berada di sekitar Labuan Bajo, seperti Pulau Seraya, pulau Bidadari, Pulau Padar, Pulau Sabolo dan Kanawa. Di selatan Labuan Bajo terdapat rute menuju ke pulau rinca dimana pada saat senja dating terlihat kelelawar berterbangan. Selanjutnya ada Air Terjun Cunca Wulang di Kawasan hutan Mbeliling yang berada pada ketinggian 200 mdpl, yang akan terliat seperti green canyon versi lebih kecil, lalu ada Gua rangko, Goa Batu Cermin, Bukit Cinta, Bukit Sylvia, Desa Tado, Kampung Melo, Pantai Pede, Pantai Pink Beach, Pantai Wae cicu, Dermaga Putih, dan Gili Laba.
Pembangunan Infrastruktur DPSP Labuan Bajo
Wahyu Utomo Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Pelaksana Komite Percepatan Penyiapan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) menyatakan, bahwa sejalan dengan arah pengembangan DPSP Labuan Bajo menjadi wisata super premium yang akan didukung dengan infrastruktur yang berkualitas, saat ini ada 2 Proyek Strategis Nasional di Labuan Bajo yaitu Terminal Multipurpose Labuan Bajo dengan Pelindo sebagai Penangung Jawab Projek telah selesai dan beroperasi, dimana saat ini juga dilakukan kajian untuk pengembangannya dalam rangka memaksimalkan Pelabuhan tersebut untuk mendukung Labuan Bajo. PSN yang lain adalah Bandara Komodo dengan penangung Jawab Kementerian Perhubungan yang saat ini telah beroperasi dan terselesaikan lebih dari 90% dengan target penyelesaian pada Mei 2022.
Sementara dukungan infrastruktur Non-PSN lainnya yang sedang dikerjakan maupun telah diselesaikan adalah: penataan (waterfront) Pelabuhan Labuan Bajo; Pembangunan Pelabuhan penyeberangan di Pulau Kelor, Padar dan Rinca; pembangunan dermaga pengganti Pelabuhan Labuan Bajo, Pembangunan jalan dan utilitas, manajemen lalu lintas dan transportasi public; pengerjaan ducting utilitas kelistrikan dan telekomunikasi, pengembangan ketersediaan jaringan internet 4G/5G; pembangunan sarpras dan jaringan air bersih; pembangunan PJUTS di Manggarai Barat, Pengembangan Kelistrikan di Labuan Bajo; Pengelolaan sampah dan IPAL; dan Peningkatan kelas fasilitas Kesehatan dan peningkatan vaksinasi.
Tentunya pengembangan pariwisata tidak hanya sebatas infrastruktur, tetapi perlu didukung dengan pembangunan kepariwisataan (non struktural) untuk akselerasi ekonomi, dimana Pemerintah memberikan dukungan koordinasi dalam pengembangan DPSP Labuan Bajo sebagai berikut : pembentukan BLU Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores; pengembangan SDM; daya dukung dan penguatan masyarakat di dalam Taman Nasional Komodo; perbaikan system keamanan dan keselamatan; penyusunan ITMP Labuan Bajo; digitalisasi; peningkatan invesdtasi; dan pengembangan atraksi wisata.
Keseluruhan pembangunan infrastruktur dan non infrastruktur tersebut tentunya membutuhkan kolaborasi lintas kementerian untuk dapat mendukung pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo menjadi salah satu destinasi pariwisata yang di kenal oleh seluruh dunia dan menarik wisatawan mancanegara.
Penyusun : Tim PMO Kawasan KPPIP