KPPIP Dukung Percepatan Penyelesaian Pembangunan Sejumlah Bendungan
- On 19/08/2021
Pemerintah melalui Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) mendukung percepatan penyelesaian pembangunan serta debottlenecking dalam pembangunan Bendungan Way Sekampung di Lampung, Bendungan Bendo di Jawa Timur, Bendungan Kuningan, dan Bendungan Paselloreng.
Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN), keempat bendungan tersebut dibangun untuk meningkatkan volume tampungan air. Dengan demikian, suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga. Selain itu, bendungan berfungsi sebagai penyedia air baku dan pengendali banjir.
“KPPIP terus memberi support agar pembangunan keempat bendungan yang merupakan Proyek Strategis Nasional tersebut selesai tepat waktu. Dukungan juga KPPIP berikan agar terjadi debottlenecking sejumlah isu,” kata Asisten Deputi Percepatan dan Pemanfaatan Pembangunan Kemenko Perekonomian sekaligus Sekretaris Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Suroto, pada Kamis, 19 Agustus 2021.
Untuk memperkuat ketahanan air serta pangan nasional, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan 4 bendungan tersebut.
Bendungan Way Sekampung berada di Kabupaten Pringsewu, Lampung memiliki kapasitas tampung 68 juta m3. Bendungan ini diproyeksikan untuk menyediakan air irigasi seluas 72.707 hektar di Daerah Irigasi Sekampung seluas 55.373 hektar dan menambah areal irigasi di Daerah Irigasi Rumbia Extension seluas 17.334 hektar.
Adapun biaya pembangunan PSN tersebut mencapai Rp 2.075 miliar. Bendungan Way Sekampung yang dirancang memiliki luas genangan sebesar 800 hektar juga dimanfaatkan sebagai pengendali banjir sebesar 185 m3/detik karena terintegrasi dengan Bendungan Batutegi dan Bendungan Margatiga.
PSN tersebut juga berpotensi sebagai penyedia air baku untuk Kota Bandar Lampung, Kota Metro, dan Kabupaten Lampung Selatan sebesar 2,48 liter/detik serta tenaga listrik sebesar 5,4 MW. Tak hanya itu, bendungan Way Sekampung bisa menjadi destinasi pariwisata Kabupaten Pringsewu.
Selanjutnya, Bendungan Bendo yang berada di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dapat diberdayakan untuk meningkatkan layanan irigasi seluas 7.800 hektar di Kabupaten Ponorogo dan Madiun yang merupakan sentra pertanian Provinsi Jawa Timur.
Bendungan berkapasitas tampung 43,11 juta m3 tersebut dapat berfungsi sebagai sumber air baku domestik dan industri untuk wilayah Kabupaten Madiun sebesar 418 liter/detik dan Kabupaten Ponorogo sebesar 372 liter/detik. Selain itu, bendungan juga mampu mereduksi debit banjir Kota Ponorogo dari 1.300 m3/detik menjadi 490 m3/detik.
Bendungan yang terletak di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo itu juga berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik sebesar 1,56 MW. Adapun biaya pembangunan bendungan mencapai Rp 1.067 miliar.
PSN ketiga yakni Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan memiliki kapasitas tampung 138 juta m3 dan luas genangan 169 hektar. Bendungan ini mampu mengairi areal persawahan seluas 8.510 hektar dan potensial sebagai sumber air baku dengan kapasitas sebesar 200 liter/detik.
Bendungan dengan nilai investasi sebesar Rp 771,69 miliar itu juga dimanfaatkan sebagai infrastruktur pengendali banjir wilayah hilir Sungai Gilireng dengan kapasitas sebesar 1.000 m3/detik. Bendungan ini juga dapat difungsikan dalam upaya pengembangan sektor perikanan air tawar dan pariwisata serta konservasi Sumber Daya Air pada kawasan green belt.
Terakhir, Bendungan Kuningan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, memiliki daya tampung sebesar 25,9 juta m3 dan luas genangan 221,59 hektar yang dapat menyuplai air di daerah irigasi seluas 3.000 hektar di wilayah Jawa Barat bagian utara.
Bendungan itu juga berpotensi sebagai sumber air baku bagi masyarakat di Kabupaten Kuningan dengan kapasitas 0,30 m3/detik. Selain itu, bendungan yang memiliki nilai investasi sekitar Rp 513 miliar ini mampu mereduksi debit banjir sebesar 429 m3/detik dan potensial sebagai sumber tenaga listrik 0,50 MW.