KPPIP Dorong PSN Pengembangan Garam Industri Terintegrasi
- On 22/10/2021
KPPIP Dorong PSN Pengembangan Garan Industri Terintegrasi
Kemenko Perekonomian melalui Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) mendorong Proyek Strategis Nasional (PSN) Pengembangan Garam Industri Terintegrasi untuk mendukung target substitusi impor garam.
Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian memutuskan untuk membuka keran impor garam (garam impor) pada tahun ini sebesar 3,07 juta ton pada 2021. Impor garam dilakukan untuk memenuhi kebutuhan garam nasional yang mencapai 4,6 juta ton pada 2021.
Sekitar 84 persen dari total kebutuhan garam nasional dialokasikan untuk bahan baku industri manufaktur. Kualitas garam untuk kebutuhan industri didasarkan atas kandungan Natrium Klorida atau NaCl. Adapun industri lazimnya membutuhkan NaCl di atas 97 persen ke atas. Sementara itu, petani garam lokal yang belum bisa memenuhi pasokan garam untuk industri secara berkesinambungan.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, jumlah produksi garam lokal pada 2020 mencapai 1,3 juta ton dengan beberapa varian kualitas. Dengan demikian, masih terdapat kesenjangan yang cukup besar dari kebutuhan garam nasional yang sudah mencapai 4,6 juta ton.
Sebagai informasi, nilai impor garam sebagai bahan baku dan bahan penolong industri di tahun 2020 kurang lebih sebesar 97 juta dollar AS. Sedangkan, nilai ekspor di tahun yang sama dari industri pengguna garam impor tersebut seperti industri kimia, farmasi, makanan dan minuman serta industri pulp dan kertas mencapai 47,9 miliar dollar AS.
“Kolaborasi dan sinergi antar lembaga yang didukung dengan teknologi dari Organisasi Riset Pengkajian dan Penerapan Teknologi diharapkan mendukung target substitusi impor dan bahkan swasembada garam,” kata Koordinator Project Management Office (PMO) Sektor Teknologi KPPIP, Yudi Adi Purnama.
PSN Pengembangan Garam Industri Terintegrasi termasuk dalam Perpres Nomor 109 Tahun 2020 dan termasuk dalam PSN Sektor Teknologi.
Lebih lanjut, Yudi menjelaskan bahwa proyek ini terdiri atas tiga bagian besar yakni Pabrik Pengolahan Garam Rakyat, Produksi Bittern Terintegrasi, serta Pabrik Garam PLTU.
“Ketiga program ini sangat strategis untuk mengatasi persoalan tingginya impor garam, meningkatkan kualitas garam rakyat agar garam rakyat dapat dipasarkan dengan baik,” ujarnya.
Pada 15 Oktober 2021 lalu, KPPIP bersama Keasdepan Ketahanan Kebencanaan dan Pemanfaatan Teknologi melakukan monitoring dan evaluasi PSN Pengembangan Garam Industri di PT Garam yang berada di Kabupaten Gresik.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Plt. Deputi Bidang Teknologi, Industri, Energi, dan Material (TIEM) OR PPT BRIN Prof Eniya Listiani; Direktur Pusat Teknologi Sumberdaya Energi dan Industri Kimia BRIN Dr. Ir. Hens Saputra, M. Eng; Direktur Utama PT. Garam Achmad Ardianto, MBA; Direktorat Pendanaan Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); dan Direktorat Pangan dan Pertanian Bappenas.