KEK Sorong Diresmikan, Proyeksi Tarik Investasi Rp 32,5 triliun
- On 11/10/2019
Pemerintah meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sorong. KEK ini beroperasi di atas lahan seluas 523,7 hektare. Seperti diketahui, KEK Sorong merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang termuat dalam Perpres No.56 Tahun 2018. Kawasan khusus tersebut diharapkan dapat menarik investasi dan membuka lapangan pekerjaan yang besar dalam beberapa tahun ke depan.
Selama tiga tahun terakhir, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun akses jalan utama beserta saluran drainase sepanjang 3,5 km dan jalan lingkungan sepanjang 6,5 km. Telah terbangun pula Pembangkit Listrik Mesin Gas (PLTMG), yakni PLTMG Waymon, PLTMG Arar, dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) PT PLN untuk memasok kebutuhan listrik di kawasan Sorong Raya, sehingga saat ini telah tersedia Daya Mampu sebesar 46 MW dengan cadangan sebesar 9 MW.
Untuk jangka pendek, air bersih untuk Pelabuhan Arar dan industri existing akan menggunakan sumur bor dengan kapasitas 5 liter/detik dan Penampung Air Hujan (PAH). Sementara, untuk jangka panjang akan dibangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang menggunakan sumber air dari Sungai Klasafet (Klamono) dengan kapasitas 500 liter/detik.
Sampai saat ini, investor yang bergabung dalam KEK Sorong antara lain adalah PT Semen Gresik (Semen Indonesia Group) untuk membangun pabrik pengemasan semen, PT Henrison Inti Putra untuk membangun pabrik pengolahan kayu dan sawit, dan PT Bumi Sarana Utama (Kalla Group) untuk membangun storage aspal curah. Sedangkan, investor lain yang akan masuk yaitu PT Gag Nikel (untuk pembangunan smelter nikel), PT Pelindo IV (untuk pengembangan Pelabuhan Arar sebagai sarana konektivitas dan logistik), PT Numarin Terra Anugerah (untuk pembangunan cold storage perikanan), serta PT Power Gen (untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas/PLTMG sebesar 20 MW).
Pada saat acara Peresmian KEK Sorong, Jumat (11/10), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan bahwa dengan potensi yang dimilikinya, KEK Sorong berpeluang menjadi salah satu pilar ketahanan pangan nasional, khususnya protein berbasis kelautan. “Sehingga akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pesisir Papua,” ungkap Menko Darmin.1
Untuk makin menyukseskan keberadaan KEK Sorong, diperlukan keterlibatan aktif dari masyarakat setempat. Maka itu, mereka harus dipersiapkan dari sisi pengetahuan, keterampilan (skill), serta kelembagaan ekonominya, supaya ke depannya dapat menjadi sumber daya manusia (SDM) yang lebih mumpuni.
“Salah satu yang penting di sini adalah pemberdayaan sosial ekonomi bagi masyarakat pesisir yang beroperasi di sekitar KEK Sorong melalui berbagai instrumen pendidikan vokasi (salah satunya Sekolah Menengah Kejuruan/SMK) dan pelatihan perkoperasian. Pemda juga perlu menjamin kemudahan perizinan bagi para calon investor,” imbuh Menko Darmin.
Senada dengan Menko Perekonomian, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan juga mengatakan, pembangunan KEK Sorong telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022. Hal ini untuk meningkatkan perekonomian daerah dengan didukung pemanfaatan sumber daya lokal lintas sektor. Ke depannya, pembangunan di Papua Barat dapat meningkat sehingga mampu mengurangi kesenjangan antar wilayah.
Menurutnya, pembangunan kawasan KEK Sorong diperkirakan akan memakan biaya sebesar Rp2,3 triliun, dan sekarang telah menghabiskan anggaran sebesar Rp487 miliar, dan ke depannya ditargetkan akan dapat menarik investasi sampai Rp32,5 triliun. KEK Sorong juga akan mendongkrak perekonomian Kabupaten Sorong dengan proyeksi peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) sekira Rp 10,64 triliun pada 2030.
Turut hadir pada acara peresmian ini yaitu Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo, Bupati Sorong Johny Kamuru, dan pejabat lainnya yang berwenang dari pemerintah pusat maupun daerah.