Darmin Sebut Pembangunan Infrastruktur Atasi Middle Income Trap
- On 17/10/2017
Sejumlah kendaraan melintas di bawah proyek jalur Light Rail Transit (LRT) Jakabaring-Palembang yang dibangun dengan hasil produksi Waskita Beton Precast (WSBP) dari dua plant utama di Sumatera Selatan, 6 September 2017. Pada 2017, dua plant utama WSBP memenuhi kebutuhan beton untuk pembangunan infrastruktur dengan kapasitas produksi 200.000 untuk Plant Palembang dan 250.000 untuk plant Gasing, dalam rangka mendukung kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018.
Jakarta – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pembangunan infrastruktur yang terus digalakkan Pemerintah Presiden Joko Widodo merupakan basis kebijakan agar Indonesia mampu keluar dari perangkap pendapatan menengah (middle income trap).
“Pembangunan infrastruktur bukan hanya bisa mewujudkan pertumbuhan yang berkualitas, tetapi juga menjadi pondasi untuk keluar dari middle income trap,” kata Darmin dalam jumpa pers mengenai tiga tahun Kabinet Kerja di Jakarta, Selasa (17/10).
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) tersebut menjelaskan pembangunan infrastruktur menyangkut kawasan ekonomi khusus (KEK), kawasan strategis pariwisata nasional, kebijakan sektoral, kebijakan pemerataan ekonomi, dan kebijakan bantuan sosial.
Ia menjelaskan, konsistensi pembangunan infrastruktur merupakan faktor penting untuk menciptakan pemerataan dan menurunkan kemiskinan sekaligus upaya keluar dari middle income trap.
Darmin menjelaskan bahwa kegiatan pengembangan dan pembangunan infrastruktur dilakukan menyebar di seluruh Nusantara. Hal tersebut tercermin dalam pemerataan ekonomi melalui pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dan peningkatan produktivitas melalui Proyek Strategis Nasional (PSN).
Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perpres 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional mencatat terdapat 245 proyek strategis nasional ditambah dua program dengan estimasi total nilai investasi Rp 4.197 triliun. Dari proyek tersebut, tercatat 13 proyek senilai Rp 444 triliun berada di Maluku dan Papua, 27 proyek (Rp 155 triliun) di Sulawesi, dan 15 proyek (Rp 11 triliun) di Bali dan Nusa Tenggara. Proyek yang paling banyak berada di Jawa dengan total 93 proyek senilai Rp 1.065 triliun disusul pembangunan di Sumatera dengan 66 proyek (Rp 884 triliun).
Menurut data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), pencapaian PSN pada kuartal II-2017 antara lain Pelabuhan Patimban, Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung, kereta ringan (light rail transit/LRT) Jabodebek, bandara internasional Daerah Istimewa Yogyakarta, kilang minyak Bontang, dan Jalan Tol Serang-Panimbang.
Sumber: ANTARA